Hadiah atau kado bisa berupa uang, barang, puisi atau doa-doa baik. Berbeda dengan umumnya bangsa Barat, bangsa Indonesia tidak menentukan hadiah atau kado apa yang diberikan atau diminta. Mereka menerima hadiah atau kado apapun yang diberikan, dan diterima dengan rasa senang dan syukur.
Kepada siapa kita memberikan hadiah atau kado?
- Kado diberikan kepada siapa saja yang pemberinya mau, biasanya untuk yang sedang menikah, ulang tahun, melahirkan, lulus sekolah, wisuda, naik pangkat, berlebaran, merayakan natal / tahun baru dan hari-hari raya keagamaan , serta kesempatan indah lainnya.
- Kado diberikan dengan dibungkus rapi dan kalau bisa dibungkus dengan khusus kertas untuk kado sesuai dengan tema nya, jadi bila dihadiahkan kepada yang menikah maka tentunya gambar kertas nya tidak bertema ulang tahun. Corak yang netral dianjurkan agar tidak salah tema.
- Sebaiknya diberi kartu ucapan dengan diberi nama atau kartu nama pemberinya dan jangan lupa melepas harganya.
- Kartu ucapan atau kartu nama itu penting agar yang diberi kado mengetahui siapa pemberinya dan memudahkan untuk mengucapkan terima kasih.
- Apapun hadiahnya, berapapun harganya, pemberi hadiah tentunya memikirkan seseorang yang diberinya, dia meluangkan waktu untuk membuat atau membeli hadiah itu. Tentunya menerima kado harus diterima dengan rasa syukur dan senang hati disertai ucapan terima kasih.
- Bagi bangsa Barat, adalah suatu kebiasaan untuk membuka kado di depan pemberi dan undangan lainnya.
- Bagi bangsa Asia Tenggara khususnya bangsa Indonesia, biasanya hadiah atau kado dibuka setelah para undangan atau tamu pulang . Hal ini juga dipengaruhi oleh sopan santun bangsa Indonesia yang menganggap hadiah atau kado adalah hal yang pribadi dan hanya untuk dinikmati oleh penerima hadiah atau kado. Selain itu, bangsa Asia Tenggara biasanya tidak ingin pemberi hadiah merasa rendah diri bilamana hadiahnya tidak semewah, sebesar atau semahal hadiah lainnya seandainya dibuka di depan umum.
- Bagi bangsa Barat, juga ada kebiasaan untuk menentukan kado apa yang dimintanya, sesuai dengan kebutuhannya saat itu. Hal ini belum menjadi kebiasaan bagi bangsa Indonesia, kecuali bagi mereka yang hidup di kota yang telah menyerap kebiasaan internasional.
Canteek kalee
ReplyDeletemBak Zaskia, aku makin bangga dilahirkan jadi bangsa Indonesia
ReplyDeleteSalam,
Laksono Budi Prsetyo