Walaupun saat ini sudah hampir seluruh bangsa Indonesia mengenal serta terbiasa makan dengan sendok, garpu atau juga mengenal cara makan internasional, namun mereka masih melakukan dan menikmati makan dengan ujung-ujung jari tangan pada waktu-waktu tertentu, bahkan ada yang setiap hari untuk kenikmatan pribadi.
Sendok, garpu dan pisau sebagai alat makan di Indonesia adalah berasal dan pengaruh dari bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda dan bangsa Eropa lainnya.
Apakah bangsa ini tidak merasa kotor dan tercecer bila makan dengan ujung-ujung jari tangan?
- Setiap kali bangsa Indonesia akan makan, baik dengan sendok dan garpu ataupun dengan ujung jari tangan, mereka biasa untuk selalu membasuh tangan lebih dahulu. Jadi makan dengan sendok dan garpu tidak selalu lebih bersih dan rapih dari pada dengan ujung jari tangan.
- Hampir di seluruh daerah , bila kita akan makan dengan ujung jari tangan, selalu disediakan mangkuk kecil berisi air dan biasanya dicampur jeruk nipis seiris, itu disebut kobokan/wijikan, untuk mencuci tangan, dan diletakkan disebelah kanan piring kita, karena bangsa Indonesia selalu akan makan dengan tangan kanan dan menganggap makan dengan tangan kiri adalah tidak baik.
- Bangsa Indonesia sudah sangat biasa makan dengan ujung jari tangannya dan kepala kita akan tepat menghampiri jari tangan untuk menyesuaikan suapannya terhadap jari-jari tangan yang mencakup nasi dan lauknya, dengan begitu hal tercecer hampir tidak pernah terjadi. Oleh sebab itu, bangsa Asia Tenggara, kepalanya selalu menunduk untuk menjemput suapan, apakah itu dengan jari tangan, sendok maupun sumpit, sedangkan bangsa Barat makan dengan tegak dan alat makannya yang menghampiri mulut.
- Satu hal yang harus dihindari, ialah makan dengan mulut berbunyi, karena ini menganggu kesopan santunan dan juga orang lain yang sedang makan dengan kita akan merasa tidak nyaman karena menghilangkan rasa nafsu makan dan jijik.
- Untuk makan sayur yang berkuah, dilakukan dengan menggunakan sendok dan piring atau mangkuk, namun jaman dahulu, ketika sendok dan garpu belum dipakai sebagai alat makan, maka cara melakukan makan yang bekuah adalah dengan menghirup (sruput) sayur itu langsung dari piring atau mangkuknya. Menghirup sayur ini dari dahulu sampai sekarang dianggap wajar dan sopan bagi bangsa Asia Tenggara, kecuali pada perjamuan yang bertaraf internasional atau undangan yang bersifat manca negara, pada undangan resmi dan pada rumah makan internasional atau hotel berbintang.
- Setelah selesai makan dengan jari tangan, kita selalu akan membasuhnya dengan bersih dengan sabun (kalau jaman leluhur dulu secara tradisional mencucinya dengan abu sekam). Kita bisa membasuhnya di tempat pembasuh tangan dengan kucuran air dari keran, atau pada mangkuk pencuci tangan yang telah disediakan di sebelah kanan piring kita, baik di rumah maupun di rumah-makan.
- Menjilat jari setelah makan dengan ujung jari tangan ditempat umum dianggap tidak sopan, kecuali di rumah sendiri diantara keluarga.
- Setiap akan berjabat tangan, kita harus yakin, bahwa tangan kita bersih dan tidak berbau atau basah. Karena cara berkenalan di Indonesia tidak selalu harus berjabat tangan, maka dengan senyum dan mengnggukkan kepala sudah cukup sopan bagi kita untuk berkenalan pada saat kita sedang makan dengan jari tangan.
- Bila diperkenalkan dengan orang mancanegara, dan kebetulan kita di Indonesia, cukup juga menganggukkan kepala, senyum dan katakan, bahwa kita tidak mungkin berjabat tangan karena sedang makan dengan jari tangan. Namun bila terjadi di negara Barat, meskipun itu di rumah kita, maka kita minta maaf untuk cuci tangan yang bersih dan wangi, kemudian berjabat tangan. Karena berjabat tangan dalam berkenalan pada bangsa Barat adalah caranya.
No comments:
Post a Comment