Peci dikenakan oleh kali-laki tua, dewasa , muda dan anak-anak Indonesia terutaka ketika akan sembahyang, keluar rumah, upacara adat, upacara kenegaraan, menghadiri perhelatan, melayat dalam belasungkawa atau menerima tamu di rumah.
Berbeda dengan topi yang dikenakan bangsa Barat, yang akan dibuka bila berkenalan atau memasuki ruangan, sebaliknya Kopiah atai Peci tetap dipakai di dalam ruangan atau berkenalan, karena dengan memakai Kopiah atai Peci, adalah menunjukkan penghormatan.
Kopiah atau Peci umumnya berwarna hitam dan dibuat dari kain beledu, dan warna hitam ini yang dipakai dalam acara resmi kenegaraan.
Kopiah atau Peci juga ada yang berwarna coklat , merah, atau kekuningan dan biasanya disesuaikan dengan baju yang dipakai.
Ada pula Kopiah dan Peci yang dibuat dari anyaman rotan atau bambu yang sangat halus.
Bangsa Indonesia menghargai Kopiah atau Peci ini untuk sandang resmi nasional bagi laki-laki Indonesia.
Bagaimana kalau kita tidak mempunyai Kopiah atau Peci ketika harus menghadiri perhelatan resmi?
- Bangsa Indonesia tidak selalu diharuskan mengenakan Kopiah atau Peci bila tidak memiliki, namun bilamana tertera dalam undangan (dress-code), bahwa diharuskan mengenakannya, maka seharusnya memakainya.
- Kopiah atai Peci dijual dimana-mana dan tidak mahal, semua laki-laki Indonesia bisa membelinya.
- Warna Kopiah atau Peci tidak selalu harus hitam, pada banyak suku bangsa di Indonesia, warna kopiah disesuaikan dengan warna baju mereka.
- Warna hitam dan dari bahan beledu merupakan warna umum dan resmi yang bisa di padu-padankan dengan baju warna apapun sekaligus anggun.
- Warna hitam dan dari beledu adalah resmi.
- Kopiah atau Peci dikenakan oleh semua bangsa Melayu.
- Kopiah dan Peci dikenakan oleh kali-laki Indonesia kecuali bilamana suatu saat merupakan seragam, maka perempuan juga memakainya, misalnya seperti Pasukan Pengibar Bendera pada hari Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk sehari-hari, perempuan Indonesia tidak menggunakan Kopiah atau Peci.
No comments:
Post a Comment