tag:blogger.com,1999:blog-86951619492311838322023-06-20T06:36:42.672-07:00BANGSA INDONESIABudaya dan KebiasaannyaHerafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.comBlogger22125tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-73537932739110428402010-06-09T14:28:00.000-07:002014-03-17T07:07:06.915-07:00KATA PENGANTAR<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;"><span style="font-size: large;"><span style="color: #a64d79;"><strong>Ungkapan bahasa Indonesia "tak kenal maka tak sayang" mempunyai arti yang dalam, yang dalam dunia manca, kita mengenalnya sebagai</strong> <em><strong>"knowing is understanding".</strong></em> <strong>Ketika kita telah mengetahui dan mengenal sesuatu dengan baik, maka kita akan tahu, mengerti dan memaklumi, bahkan juga bisa mencintainya.</strong></span></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #a64d79;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #a64d79; font-family: Courier New; font-size: large;"><strong>Bangsa Indonesia terdiri dari ribuan suku bangsa dengan kurang lebih 50 bahasa suku bangsa yang dilibatkan dalam pembicaraan sehari-hari.</strong></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #a64d79; font-family: "Courier New", Courier, monospace; font-size: large;"><strong>Kebudayaan dan kebiasaan suku-suku bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke, secara umum sama, dan secara khusus mereka mempunyai perbedaan yang dipengaruhi oleh letak geografis, kedaerahan dan bersebelahannya masing-masing.</strong></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #a64d79; font-family: Courier New; font-size: large;"><strong>Perbedaan inilah yang membuat budaya dan kebiasaan bangsa Indonesia kaya, indah dan unik, sehingga perlu untuk diketahui agar antar suku bangsa Indonesia atau bangsa lain di dunia dapat dengan baik berhubungan dan berkomunikasi tanpa timbul kesalah-fahaman yang berarti dalam pergaulannya.</strong></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #a64d79;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: left;">
<strong><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;"><span style="font-size: large;"><span style="color: #a64d79;"><em>Blog</em> ini saya buat dari buku yang saya tulis.</span></span></span></strong></div>
<div style="text-align: left;">
<strong><span style="color: #a64d79; font-family: Courier New; font-size: large;">Buku yang saya tulis berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya sendiri selama 6 tahun dengan banyak sekali tujuan, diantaranya adalah untuk anak didik sekolah Pariwisata Indonesia dan anak-anak Indonesia yang harus mempelajari ,faham dan menghormati budaya dan kebiasaan bangsanya sendiri sebelum mereka harus mengetahui budaya dan kebiasaan bangsa lain.</span></strong></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #a64d79;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: left;">
<strong><span style="color: #a64d79; font-family: Courier New; font-size: large;">Bagi bangsa asing yang budaya dan kebiasaan hidupnya berbeda dengan bangsa Indonesia, <em>blog </em>ini dapat membantu mereka untuk mengerti dan bergaul dengan bangsa Indonesia serta sarana usaha bersosialisasi dengan menghormati dan menerima perbedaan bangsa lain.</span></strong></div>
Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-31352872992718365572010-06-02T23:12:00.001-07:002014-03-17T07:37:19.434-07:001. BERKENALAN BAGI BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mudah untuk saling berkenalan dengan orang lain sebangsanya maupun dengan bangsa asing yang tidak bisa berbahasa Indonesia.</span><br />
<br />
<div>
<span style="font-family: Verdana;">Dengan mudah tersenyum dan bisa segera terlibat dalam pembicaraan awal yang akrab, bangsa Indonesia disebut sebagai bangsa yang ramah. Keramahan ini merata dari desa-desa yang terpencil atau gunung yang tinggi, hingga ke tepian pantai dan kota-kota besar di seluruh Indonesia.</span></div>
<br />
<div>
<span style="font-family: Verdana;">Sebagian bangsa asing menyukai dan menikmati keramahan bangsa Indonesia, namun sisanya merasa terganggu bila kita terlalu ramah dan akrab karena terkesan, bahwa kita terlalu melibatkan diri pada kehidupan mereka yang batasan-batasan berkenalan (selain sahabat) adalah seperlunya sehingga terlalu banyak senyum bisa diartikan lain tapi bukan keramahan.</span></div>
<br />
<div>
<span style="font-family: Verdana;">Jadi, adalah bijaksana bila kita bisa mencari tahu lebih banyak mengenai cara berkenalan yang umum dan bersifat mancanegara.</span></div>
<br />
<div>
<span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Dimana sajakah kita bisa berkenalan?</strong></span></div>
<ul>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dimana saja selama kesempatan itu ada dan diberikan.</span> </li>
</ul>
<span style="color: cyan; font-family: Verdana, sans-serif;"><strong>Siapakah seharusnya yang lebih dahulu memperkenalkan diri?</strong></span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: Verdana;">Siapa saja, tergantung dari keadaannya</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Dalam keadaan resmi, kita akan diperkenalkan satu-persatu kepada para undangan atau para hadir oleh tuan rumah, pembawa acara, ketua atau pemimpin kita.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Dalam keadaan yang santai, baik perempuan maupun laki-laki dibenarkan mendahului memperkenalkan diri.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bila sedang bersama teman-teman kita, dan bertemu dengan teman kita dari kelompok yang lain, sementara kelompok teman yang sedang bersama kita saat itu tidak mengenal kelompok yang lain, maka kita boleh memperkenalkan mereka masing-masing . Namun bila kita tidak ingin memperkenalkan mereka, itupun dibenarkan dan menjadi hak kita sepenuhnya.</span></li>
</ul>
<span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Siapa sajakah yang harus diperkenalkan kepada orang tua atau wali tempat kita tinggal ?</strong></span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebaiknya siapa saja harus diperkenalkan kepada orang tua atau wali kita agar mereka mengetahui teman-teman kita kerena orang tua dan wali bertanggung jawab terhadap kehidupan kita sehari-hari.</span></li>
</ul>
<span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana cara berkenalan yang baik?</strong></span><br />
<br />
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ada beberapa cara untuk berkenalan yang baik bagi bangsa Indonesia, antara lain :</span></div>
<ul>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saling menganggukan kepala kita, dan tersenyum</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Saling membungkukkan badan</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Mengatupkan kedua belah telepak tangan sambil menundukkan kepala, karena untuk sebagian bangsa terutama bangsa Asia, mereka tidak mempunyai budaya saling bersentuhan jari atau tangan dalam berkenalan.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Mengatupkan kedua belah telapak tangan lalu ujung-ujung jari kita bersentuhan dengan ujung-ujung jari lawan berkenalan kita</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Berkenalan dengan yang lebih tua (perempuan atau laki-laki), kaum muda akan meletakkan dahi atau pipi mereka <strong><em>ke dahi tangan</em></strong> (bukan jari tangan) pini sepuh tersebut.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dalam berkenalan secara tradisional seperti yang disebutkan terdahulu, biasanya kita tidak menyebutkan nama kita, karena juga biasanya akan diucapkan oleh orang lain yang memperkenalkan kita dengan orang lain. Menyebutkan nama dalam perkenalan pada bangsa Indonesia memang tidak selalu diucapkan, karena walaupun kita tidak tahu namanya, kita bisa memanggil yang dikenalkan dengan <em><strong>"ibu" Bapak" "Mbak" "Mas' "Uni"</strong></em> dan panggilan lainnya sesuai tradisi suku bangsa yang ada.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bagi bangsa barat, laki-laki akan <em><strong>mencium jari tangan</strong></em> (bukan dahi tangan) perempuan dalam berkenalan.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Untuk berkenalan secara internasional dengan berjabat tangan, jabatan dilakukan dengan erat tai tidak terlalu rapat, pun tidak lunglai.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Jabat tangan dilakukan dengan tangan kanan, Bangsa Indonesia tidak menggunakan tangan kiri untuk berjabat tangan</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Ketika kita berjabat tangan, tangan kita harus bersih, tidak basah karena baru cuci tangan atau keringat. Tidak boleh dalam keadaan kotor. Manakala kita sedang memegang sesuatu pada tangan kanan kita, maka pindahkan dulu barang itu ke kanan kira dan berjabatlah tangan dengan tangan kanan.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Berjabat tangan dengan menggelitikkan jari ketelapak tangan lawan berkenalan dianggap sangat tidak sopan dan pelecehan, maka jangan lakukan itu kepada siapapun walaupun bercanda sekalipun !!</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Ketika berjabat tangan dalam berkenalan, bila itu secara internasional, sebutkan nama kita masing-masing.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Berjabat tangan secara internasional diikuti dengan saling berpandang mata, sedangkan untuk sebagian bangsa Asia, pandangan di arahkan ke bawah untuk kesopan santunan.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bilamana kita sehat, berkenalan dengan menunduk, mengatupkan telapak tangan atau berjabat tangan dan dengan berdiri. Bila sedang duduk, sebaiknya berdiri sejenak dan duduk kembali. Namun bila kita sakit, berkenalan bisa dilakukan dengan tetap duduk di tempat atau dengan rebahan di tempat tidur (tentu dengan keadaan yang dimaklumi dan permohonan maaf).</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Berjabat tangan dalam berkenalan sebaiknya dilakukan sebentar saja, tidak menggoncang-goncangkan tangan atau pundak, untuk tidak menimbulkan kesan yang tidak diinginkan. </span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hindari berkenalan dengan masih adanya makanan di mulut atau mengunyah-ngunyah (termasuk mengunyah gula-gula karet), maka sebaiknya makanan ditelan dahulu dan gula-gula karetnya di buang lebih dahulu.</span></li>
</ul>
<span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apa yang harus kita lakukan bila berkesempatan untuk berkenalan dengan pejabat tinggi negara atau keluarga kerajaan?</strong></span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bila kita dihadapkan pada suatu keadaan harus berkenalan secara tidak resmi dengan pejabat tinggi negara atau keluarga kerajaan, lakukanlah dengan santai dan sopan. Karena tidak dalam lingkup protokoler. Namun bila keadaannya resmi, lakukan secara aturan protokoler yang berlaku.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebutkan nama kita pada saat berkenalan (dengan berjabat tangan atau dengan cara suku atau bangsa setempat), dan ada kalanya kita juga menyebutkan dari mana asal kita (kota atau tempat kita kerja).</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Jangan sembarang mengambil gambar (foto) bersama dengan telepon genggam atau kamera dengan pejabat negara atau keluarga kerajaan tanpa ijin mereka atau perwakilan protokol.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bila perkenalan dengan pejabat negara atau keluarga kerajaan itu resmi, ikutilah tata-tertibnya dengan seksama, karena adakalanya satuan protokol pejabat negara dan keluarga kerajaan akan melibatkan diri dalam mengatur kita.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bila kita dihadapkan dengan perkenalan resmi antar bangsa, sebaiknya kita berkenalan dengan tata-cara manca negara atau internasional.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bagi bangsa Asia, dalam berkenalan, bisa diterima dan cukup sopan bila kita membuka percakapan dengan bertanya :"<em>Anda sudah menikah?"</em> atau <em>"Berapa putra Ibu/Bapak?",</em> namun tidak untuk bangsa Barat, karena pertanyaan tersebut dianggap sangat pribadi dan tidak untuk ditanyakan dalam pembuka pembicaraan setelah perkenalan.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Dalam kepanduan yang dipimpin oleh <em><strong>Lord Baden Powell</strong></em>, jabat tangan dilakukan dengan tangan kiri dengan alasan, bahwa tangan kanan dianggap lebih dominant dan kuat terutama ketika memegang peralatan perang, sedangkan tangan kiri adalah losong dan lebih lemah dari pada tangan kanan, sehingga jabat tangan dengan tangan kiri berati melambangkan pertemanan sejati antar dunia, karena tangan kiri adalah sealur dengan jantung di dada kiri kita(tidak menghitung yang jarang ada jantung disebelah kanan).</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Juga pada bangsa Maori, mereka berkenalan juga dengan menjulurkan lidah dan mendekatkan matanya, untuk menyatakan , bahwa mereka bermaksud hanya berkenalan dengan niat suci, kata dan pandangan yang jujur.</span></li>
</ul>
<span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana sejarahnya di dunia, sehingga sekarang kita mempunyuai kebiasaan berkenalan dengan berjabat tangan?</strong></span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Asia secara umum tidak berjabat tangan dalam berkenalan. Mereka hanya mengatupkan tangan, menundukkan kepala atau membongkokkan badan dan tidak melakukan tatap mata.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Berjabat tangan awalnya dilakukan oleh bangsa Barat ketika mereka bertemu orang lain atau kelompok lain yang belum kenal untuk memberi tanda, bahwa tangan mereka kosong tidak membawa senjata dan mengajak perang namun hanya ingin berteman dan mendapatkan bagian makanan atau hewan tunggangan.</span></li>
</ul>
Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-61338534498824655232010-06-02T04:19:00.001-07:002010-06-30T12:26:00.376-07:002. MENGUCAP SALAM PADA BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mengucap salam adalah budaya dan kebiasaan semua bangsa di dunia.</span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Dengan ucapan salam, orang akan merasa diperhatikan atau dikasihi. Mungkin ada sebagian orang tidak sadar, bahwa ucapan salam adalah menyejukkan hati walaupun mungkin ada yang mengucapkannya dengan basa-basi, namun tetap menyenangkan.</span><br />
<br />
<div><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apa gunanya kita memberi salam pada orang lain baik yangtidak kenal maupun yang kita kenal baik?</strong></span></div><ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mengucap salam adalah suatu kebiasaan atau ritual penting yang memperlihatkan, bahwa kita memberikan perhatian dan pertemanan yang baik dan akrab, atau menunjukkan, bahwa kita adalah bagian dari suatu kehidupan yang santun.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Memberikan salam dilakukan oleh bangsa yang beradab.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bangsa yang bagaimana yang disebut bangsa beradab?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ialah bangsa dalam suatu negara yang kehidupannya mengikuti atuiran yang disetujui bersama dan memperhatikan hak, kebutuhan dan perasaan orang lain disamping kebutuhan dan haknya masing-masing.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Adakah pemberian salam itu tergantung dari kedudukan dan pangkat seseorang?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada sebagian bangsa atau suku, kedudukan menentukan perbedaan pada cara pemberian salam. Misalnya salam yang diberikan kepada ayah, ibu guru, teman atau rakyat kepada pejabat pemerintahan atau anggota kerajaan.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Salam juga berbeda antara satu suku bangsa dengan suku yang lainnya dalam satu negara. Demikian jug antara satu bangsa dnegan bangsa lainnya.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Dalam dunia kemiliteran, ada tata-cara salam dan isyarat yang hampir semua negara sama cara dan artinya.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Kapankah kita mengucap salam?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> Kapan saja pada kala kita merasa perlu mengucapkan salam</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Dimana sajakah kita mengucapkan salam?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dimana saja pada kala kita perlu mengucapkan salam, misalnya ketika masuk pintu rumah, kantor, sekolah, kampus, bertamu, dan ketika menunggu dan memasuki kendaraan umum.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Siapakah yang seharusnya lebih dahulu mengucap salam?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Siapapun berhak memberi salam kepada siapa saja lebih dahulu kecuali ada aturan suku bangsa, kenegaraan dan kerajaan.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bila kita lebih muda atau<em> 'pernah'</em> muda, sebaiknya kita mengucap salam lebih dulu kepada yang lebih tua .</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bila laki-laki berhadapan dengan perempuan, sebaiknya laki-laki mengucap salam lebih dahulu, kecuali memang sudah akrab maka perempuan berhak memberi salam lebih dahulu.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Yang diberi salam seharusnya membalas salam yang diberikan.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana kita harus membalas salam seseorang?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jawablah dengan singkat dan sopan.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bila kita kenal dengan yang memberi salam, sebaiknya (bagi bangsa Indonesia), kita juga tersenyum dan menanyakan kabar.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bila kita tidak kenal dengan pemberi salam, jangan dilanjutkan dengan pembicaraan, karena salam bukanlah perkenalan.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apa yang harus kita katakan dalam salam dan membalasnya salam?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Semua negara mempunyai kata-kata singkat dan sopan untuk memberi dan membalas salam dengan sopan, misalnya : 'selamat pagi', <em>'assalamualaikum'</em>, <em>'hi', 'hallo', 'wa'alaikum salam'</em>.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Untuk bangsa Barat, bila kita memberi salam kepada orang yang kita kenal, sebaiknya juga menyebutkan nama dari yang diberi salam, dan juga membalasa dengan mengucap nama yang di balas salamnya, misalnya : <em>'good morning, Stella'</em>, nama yang diberi salam disini <em>Stella</em>.</span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-89596406615757549632010-06-02T01:53:00.001-07:002010-06-30T12:22:15.759-07:003. KOPIAH atau PECI BAGI BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><strong><em>Kopiah </em></strong>atau <strong><em>Peci </em></strong>adalah penutup kepala yang dikenakan sehari-hari oleh umumnya kaum laki-laki Indonesia khususnya dan Melayu umumnya. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Peci dikenakan oleh kali-laki tua, dewasa , muda dan anak-anak Indonesia terutaka ketika akan sembahyang, keluar rumah, upacara adat, upacara kenegaraan, menghadiri perhelatan, melayat dalam belasungkawa atau menerima tamu di rumah.</span><br />
<br />
<div></div><div></div><span style="font-family: Verdana;">Berbeda dengan topi yang dikenakan bangsa Barat, yang akan dibuka bila berkenalan atau memasuki ruangan, sebaliknya Kopiah atai Peci <strong>tetap dipakai</strong> di dalam ruangan atau berkenalan, karena dengan memakai Kopiah atai Peci, adalah menunjukkan penghormatan.</span><br />
<br />
<div></div><div></div><span style="font-family: Verdana;">Kopiah atau Peci umumnya berwarna hitam dan dibuat dari kain beledu, dan warna hitam ini yang dipakai dalam acara resmi kenegaraan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Kopiah atau Peci juga ada yang berwarna coklat , merah, atau kekuningan dan biasanya disesuaikan dengan baju yang dipakai. </span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Ada pula Kopiah dan Peci yang dibuat dari anyaman rotan atau bambu yang sangat halus.</span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia menghargai Kopiah atau Peci ini untuk sandang resmi nasional bagi laki-laki Indonesia.</span><br />
<br />
<div></div><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana kalau kita tidak mempunyai Kopiah atau Peci ketika harus menghadiri perhelatan resmi?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indonesia tidak selalu diharuskan mengenakan Kopiah atau Peci bila tidak memiliki, namun bilamana tertera dalam undangan (<em>dress-code),</em> bahwa diharuskan mengenakannya, maka seharusnya memakainya. </span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kopiah atai Peci dijual dimana-mana dan tidak mahal, semua laki-laki Indonesia bisa membelinya.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana, sans-serif;"><strong>Apakah warna Kopiah atau Peci selalu harus hitam dan dari bahan beledu untuk menghadiri perhelatan resmi atau sehari-hari? Bagaimana dengan warna lain misalnya merah dan coklat?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Warna Kopiah atau Peci tidak selalu harus hitam, pada banyak suku bangsa di Indonesia, warna kopiah disesuaikan dengan warna baju mereka.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Warna hitam dan dari bahan beledu merupakan warna umum dan resmi yang bisa di padu-padankan dengan baju warna apapun sekaligus anggun.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Warna hitam dan dari beledu adalah resmi.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apakah Kopiah atau Peci hanya dikenakan oleh laki-laki Indonesia?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kopiah atau Peci dikenakan oleh semua bangsa Melayu.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Kopiah dan Peci dikenakan oleh kali-laki Indonesia kecuali bilamana suatu saat merupakan seragam, maka perempuan juga memakainya, misalnya seperti Pasukan Pengibar Bendera pada hari Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk sehari-hari, perempuan Indonesia tidak menggunakan Kopiah atau Peci.</span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-59978109752998263032010-06-01T12:27:00.001-07:002010-06-30T12:19:14.348-07:004. BATIK BAGI BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di Indonesia, Batik umumnya adalah kain yang digunakan untuk banyak hal terutama untuk dikenakan sebagai baju yang dapat dikenakan sehari-hari atau resmi, oleh laki-laki, perempuan, orang tua dan anak-anak.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Batik adalah bahan yang biasanya berbentuk samping atau jarit yang digunakan oleh bangsa Indonesia dalam banyak hal. Diantaranya untuk menikah, menghadiri perhelatan, menggendong bayi dan balita, untuk pakaian, alas dan selimut untuk tidur, taplak meja, pengusap mulut (serbet), hiasan rumah, kipas, sandal dan penutup jenazah sebelum dimakamkan.</span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Batik terbuat dari beberapa bahan, antara lain , katun, linen, sutra dan serat-seratan tanaman.</span><br />
<br />
<div></div><div></div><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Dari manakah Batik berasal?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Batik yang ada di Indonesia adalah berasal dari Mesir, Cina dan Jepang.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Pada abad ke 5 masehi, Batik masuk ke dataran luas yang di kemudian hari disebut Nusantara, sebagai sandang dan barang seni yang dibawa oleh pengembara dengan kereta berkuda.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Batik juga dibawa pedagang Mesir dan Cina ke India, Vietnam, Myanmar, Thailand, SIngapura, Brunei Darusalam dan Malaysia.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Di Jepang dan Cina, Batik dilukis pada bahan sutra, sedang di Mesir ditulis pada kain linen yang seratnya jarang-jarang.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Di daerah mana sajakah pengrajin Batik di Indonesia?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di pulau Jawa, Lombok, Sumbawa, Bali, Madura, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan semua daerah di Indonesia.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apakah perbedaan aliran yang ada diantara Batik-Batik tersebut menurut daerah masing-masing pengrajinnya?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setiap daerah mempunyai ciri dan keunikan Batiknya sendiri-sendiri. Batik Madura , Cirebon dan Pekalongan berwarna warni indah mirip Batik buatan Cina, walaupun Batik berwarna coklat dan hitam tanah (<em>Sogan</em>) termasuk salah satunya.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Batik dari pulau Lombok dan Bali dihasilkan dengan campuran warna emas yang disebut '<em>prada</em>'.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Batik Jawa dari Solo (Sala) dan Jogyakarta, umumnya berwarna Sogan dengan gambar batik yang mempunyai arti dan dikenakan pada waktu tertentu. Misalnya Batik bercorak <strong><em>Trumtum</em></strong>, dikenakan oleh orang tua pengantin laki-laki dan perempuan.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Dari sekian banyak aliran dan macam Batik di Indonesia, manakah yang dianggap terbaik untuk acara-acara resmi atau sehari-hari dikenakan?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Semua aliran dan macam Batik adalah baik dan cantik, tergantung selera saja memakainya.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Adakah Batik yang mahal, murah, atau semua harganya sama saja?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Batik dibuat dengan cara yang sama namun dari bahan yang berbeda. Batik yang dibuat dari bahan sutra, serat tumbuhan dan bahan halus lainnya akan mahal bahkan sangat mahal harganya, namun yang dibuat dari bahan yang murah, harganya bisa sangat murah. Memakai yang mahal atau yang murah juga tergantung selera, karena berapapun harganya, Batik memang indah dipakai.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Batik yang dibuat dengan alat <em>Canting </em>dan bahan lilin yang dilelehkan (M<em>alam</em>) dan ditulis secara tekun dan halus dengan tangan serta jangka waktu yang lama, akan jauh lebih mahal dari pada Batik yang dibuat dengan cetakan dan sablon yang disebut <em>Missal</em>.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Batik yang dibuat oleh perancang terkenal dan hanya dihasilkan dalam satuan terbatas (<em>limited edition</em>) juga mahal harganya.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana cara membuat Batik, dan dari bahan apakah Batik itu dibuat?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Batik asli, dibuat dengan cara menuliskan rancangannya dahulu dengan lilin<em><strong> </strong>Malam</em> yang dilelehkan dan digambarkan dengan alat seperti pena yang disebut <em>Canting</em>. </span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Membuat Batik merupakan pekerjaan yang panjang dari melukis rancangan dengan lilin <em>Malam<strong>,</strong></em> pewarnaan, pencelupan dan penjemuran. Makin banyak warnanya, makin beberapa kali pencelupannya.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Batik biasanya dilukis oleh perempuan-perempuan muda dan tua, kenapa perempuan, karena berdasarkan pengalaman dan pengamatan, mereka lebih tahan duduk lama, tekun, <em>telaten</em> dan sabar dalam melakukan pekerjaan rumit yang berminggu-minggu, jaman dahulu malah membatik dibarengi dengan puasa. Laki-laki juga tak kalah telatennya, namun kebanyak tenaga mereka sangat diperlukan untuk mencelupan dan pencetakan yang melibatkan kekuatan badan karena berat dan panas.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Batik tulis halus tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa, karena merupakan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian yang hati-hati.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Sejak kapan Batik dijadikan Sandang Nasional yang bisa menggantikan Kebaya, Jas dan Dasi dalam suatu undangan resmi?</strong></span><br />
<ul><li> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sejak akhir tahun 1960-an atau awal tahun 1970-an</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Adakah hal penting yang menyebabkan Batik dapat menggantikan Kebaya, Jas dan Dasi?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ada, karena Batik merupakan sandang kesatuan bangsa Indoensia yang unik, cantik dan pembuatannyapun sulit dan sangat mewakili budaya Indonesia. Oleh karenanya merupakan pilihan pengganti kebaya dan baju resmi Barat lainnya. Batik lebih praktis dan penggunanya tidak merasa gerah, karena Indonesia adalah negara tropis yang lembab dan panas. Batik sangat tepat digunakan sebagai sandang untuk menghadiri undangan siang maupun malam hari .</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Batik yang bagaimanakah yang digunakan untuk menutup jenazah sebelum dimakamkan?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Yang mana saja dan rancangan mana saja, tergantung yang dimaui keluarga atau tergantung amanah dari almarhum/almarhumah .</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Ada keluarga yang menutupnya dengan Batik terbagus dan termahal, ada yang biasa-biasa saja, karena menutup jenazah dengan Batik bukan suatu keharusan, hanya merupakan kebiasaan.</span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-20856833498849411172010-06-01T12:16:00.000-07:002010-06-30T12:12:41.275-07:005. SARUNG BAGI BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sarung adalah sandang laki-laki dan perempuan <strong><em>Melayu, Vietnam, Myanmar</em></strong>, <strong><em>Thailand</em></strong> dan <strong><em>sebagian kecil negara Cina</em></strong>. Sarung adalah sopan untuk dikenakan kapan saja dan pada suasana apa saja. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Oleh sebab itu, walaupun sarung sering dikenakan untuk santai dan tidur, sarung juga dikenakan pada acara resmi, misalnya pernikahan, pertemuan warga, bersembahyang atau menghadiri pemakaman.</span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Bagi bangsa Asia Tenggara, Sarung sangat praktis dan cukup lebar untuk duduk dilantai bertikar atau permadani .</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Sarung merupakan secarik bahan yang umumnya tenunan, batik, sutra, serat nanas atau serat tanaman lainnya dan dijahit pada sampingnya saja serta mudah dikenakan dengan digulung begitu saja pada bagian pinggangnya dan kadang juga diikat dengan tali kain atau ikat pinggang.</span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Sarung yang umum dikenakan di Indonesia adalah dari bahan katun dan sutra bercorak kotak-kotak dan ditenun.</span><br />
<br />
<span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apakah kita juga bisa mengenakan sarung yang dari katun untuk menghadiri acara resmi?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sarung katun diterima untuk dikenakan dalam acara resmi, bahkan dikenakan oleh mempelai laki-laki ketika melakukan akad dan kenduri pernikahannya.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Pada acara resmi, kita bisa mendapatkan pilihan, apakah mengenakan sarung yang terbuat dari katun, sutra atau batik, kecuali ada <em>dress-code</em> yang tertulis pada undangan.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Sarung yang biasa dikenakan laki-laki, umumnya saat ini juga dikenakan oleh perempuan Indonesia dengan kebaya sebagai atasannya sebagai <em>trend</em>.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Sarung juga dikenakan oleh sebagian perempuan saat mereka melahirkan karena sangat nyaman dan praktis untuk keadaan baru melahirkan.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Di daerah tertentu, sarung juga digunakan sebagai <em>ayun </em>menidurkan<em> </em>bayi yang digantung di para atau gantungan lain yang aman.</span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-19365919402012896332010-06-01T08:36:00.001-07:002014-03-17T07:45:21.097-07:006. KEBAYA DAN KAIN JARIT/SAMPING BAGI BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebelum abad ke dua puluh, perempuan Nusantara umumnya mengenakan <em>kebaya <strong>Sunda</strong></em><strong>, <em>Kebaya Jawa</em>, <em>Kebaya Panjang Sumatra</em>, <em>Baju Bodo Makassar,</em></strong> <em><strong>Kebaya Putih Ambon</strong></em> dan <strong><em>baju daerah lainnya</em></strong> untuk sehari-hari.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Dengan begitu, hanya melihat sandang yang dikenakannya saja, kita sudah bisa tahu dari mana mereka berasal. Sangat unik dan beragam. Sekarang, baju-baju daerah tersebut masih dikenakan sehari-hari oleh perempuan pini-sepuh Indonesia dan juga dikenakan pada acara-acara resmi Indonesia lainnya, atau pesta pernikahan sesuai dengan daerah dan sukunya.</span><br />
<br />
<div>
<span style="font-family: Verdana;">Kebaya atau baju atasan daerah , selalu disandang dengan bawahan yang bagus dan khas dari daerah masing-masing.</span></div>
<br />
<span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Berapa banyak ragam baju daerah yang ada di Indonesia?</strong></span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Banyak sekali ragamnya dan semuanya indah, unik, dan cantik baju-baju daerah itu dari bahan yang bagus dan khas dari semua suku bangsa Indonesia.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Telah menjadi aturan tidak tertulis, dan kebiasaan yang dengan sendirinya dilakukan, bahwa Kebaya bisa di padu-padankan dengan </span><span style="font-family: Verdana;"><em><strong>Sarung Songket, Sarung Batik, Sarung Tenunan Nusatenggara, Sarung Papua </strong></em>atau <em><strong>Celana panjang Aceh</strong></em>. Sarung-sarung tersebut sangatlah indah dan beragam dari tenunan tangan yang sangat halus.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Ibu Negara Indonesia selalu mengenakan Kebaya dan sarung dengan pilihan dari daerah suku bangsa se Indonesia.</span></li>
</ul>
Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-13911793390065332212010-05-31T01:41:00.000-07:002010-06-30T12:01:04.631-07:007. NAMA-DIRI BAGI BANGSA INDONESIA<div style="text-align: center;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><em>(maaf bilamana ada nama yang sama dalam tulisan disini, itu artinya tidak disengaja dan hanya untuk keperluan penulisan saja)</em></span></div><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indonesia yang terdiri dari ratusan suku bangsa ini , mempunyai nama yang bermacam ragamnya tergantung dari suku mana mereka berasal. Nama-nama bangsa Indonesia sangat unik dan tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain, karena dengan hanya menyebut satu nama saja, umumnya akan diketahui dari suku mana orang itu berasal. </span><br />
<br />
<div></div><div></div><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Misalnya dia memperkenalkan diri dengan nama <em>Suryo Hudono </em>, yang lain akan bisa menebak, pemilik nama itu paling tidak berasal atau mempunyai keturunan atau leluhur suku bangsa Jawa (Jawa Timur atau Jawa Tengah), demikian pula bilamana seseorang menyebut namanya <em>Myrna Siregar</em>, maka bisa ditebak, bahwa yang berangkutan berasal atau mempunyai keturunan dan leluhur suku bangsa Tapanuli. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dan bila kita berkenalan dengan seorang gadis yang bernama <em>Fransisca Pattimura</em>, maka kita tahu, bahwa nona ini berleluhur atau bersuku bangsa Maluku. Hal ini hampir tidak pernah ada pada bangsa lain.</span><br />
<br />
<div></div><div></div><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana kita dapat menghafal atau langsung bisa menebak mengenai suku atau daerah mana bangsa Indonesia berasal melalui namanya?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Untuk mengetahui dari suku mana bangsa Indonesia berasal melalui namanya, <strong>hanya</strong> bangsa indonesia yang lahir, dibesarkan dan disekolahkan di Indonesia saja yang bisa dengan tepat dan cepat mengetahuinya.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apakah bangsa Indonesia juga memakai 'nama keluarga' di belakang nama nya sendri?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indonesia umumnya tidak biasa menggunakan nama keluarga (nama kakek atau ayah) di belakang namanya sendiri dalam kesehariannya . Atau tidak pula dalam data keluarga resmi. Hanya dalam keadaan tertentu yang jarang terjadi, diwajibkan bagi warga negara Indonesia menuliskan nama keluarganya dan itu biasanya nama ayahnya, bukan nama kakek moyangnya seperti pada bangsa Barat.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bagi perempuan Indonesia yang telah menikah, biasanya mereka memakai nama suaminya dibelakang namanya sendiri. Dan bila mereka telah mempunyai anak, maka ibu ini akan dipanggil dengan panggilan : "Ibunya/Mamanya Tuti".</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bagi bangsa Indonesia yang beragama Islam, pada keadaan tertentu akan menyertakan '<em>bin'</em> bagi laki-laki atau '<em>binti</em>' bagi perempuan diantara namanya diri sendiri dan nama ayahnya, misalnya Anita Lestari<em> </em><strong><em>binti</em> </strong>Sarwanto<em> atau</em> Novian Ranggadita<em> <strong>bin</strong></em> Wiryalaksana.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bagi yang beragama Nasrani, nama mereka disertai nama permandiannya di depan namanya sendiri, misalnya <strong><em>Xaverius</em></strong> Margotomo<em>, <strong>Cicilia </strong></em>Andita<em>, <strong>Aloysius</strong> </em>Mangapul<em> .</em></span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada suku bangsa Bali, sebelum nama pilihan orang tuanya dicantumkan, suku Bali memberikan nama yang menunjukkan anak keberapakah yang bersangkutan itu. Misalnya nama pilihan orang tuanya adalah Dewi, maka sebelumnya akan dicantumkan <strong>Made Dewi</strong>, misalnya.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> <strong>WAYAN/GEDE/PUTU/LUH</strong> (untuk anak pertama), <strong>MADE/KADEK/NENGAH</strong> (untuk anak kedua), <strong>NYOMAN/KOMANG</strong> (untuk anak ketiga) dan <strong>KETUT</strong> (untuk anak keempat), anak kelima dan seterusnya akan memakai nama pendahulu mulai dari awal lagi.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bila nama pemberian suku Bali di dahului <em><strong>'I',</strong></em> maka dia adalah seorang laki-laki, dan bila didahului oleh <strong><em>'NI</em>'</strong>, maka dia adalah seorang perempuan.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bagi suku bangsa Bali yang namanya didahului dengan <em><strong>Gusti, Gusti</strong> <strong>Agung, Anak Agung, Tjokorde, Tjokorda Agung</strong>,</em> adalah dari kalangan bangsawan kesatria. Dan yang didahului dengan <em><strong>Ida Bagus</strong></em> dan <em><strong>Ida Ayu</strong></em> adalah dari kalangan bangsawan dan ulama agama Hindu Bali.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana, sans-serif;"><strong>Terdiri dari berapa katakah nama bangsa Indonesia?</strong></span><br />
<ul><li><span style="color: black; font-family: Verdana;"><span style="color: white;">Nama bangsa Indonesia biasanya terdiri lebih dari satu kata, karena mereka juga kadang-kadang menyertakan nama yang merupakan pesan khusus dari nenek, kakek atau sahabat-sahabat ayah dan ibunya. Dan dari nama yang lebih dari satu kata itu, tidak dimasukkan nama keluarganya, karena memang bukan kebiasaan bangsa Indonesia.</span> </span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Walaupun bangsa Indonesia mempunyai nama lebih dari satu kata, tetap tidak ada aturan tertentu bagi mereka nama apa yang diberikan pada anaknya, singkatnya, mereka boleh menentukan nama apa saja. Mereka bebas memberi nama anak-anaknya juga dengan nama asing seperti <em>David, Carl, Jonathan, Dhong,Fernando, Fabian, Abdullah atau Antoinette.</em></span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apakah bangsa Indonesia juga mempunyai panggilan singkat atau nama panggilan kesayangan dalam keluarga dan teman-temannya?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indonesia dan suku-sukunya juga mempunyai nama pendek dan nama panggilan kesayangan. Misalnya pada suku Sunda, nama <em><strong>Komariah</strong></em>, hampir dipastikan nama pendek atau panggilan kesayangannya adalah : <em><strong>Kokom.</strong></em></span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Nama kesayangan bisa diambil dari nama pendeknya, atau dibuat nama lain yang mengandung rasa sayang, misalnya bila namanya <strong><em>Novianti</em>,</strong> yang bersangkutan bisa mempunyai nama panggilan kesayangan :<em> <strong>Euis</strong>, <strong>Enok, Neng, Anti atau Novie</strong>.</em> Terserah mau yang mana dan itu hak sepenuhnya bagi yang mempunyai nama dan yang memberi nama.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Orang Jawa juga memberi nama kesayangan pada anak-anaknya dengan memberikan nama lain dari nama sebenarnya, misalnya nama anaknya <strong><em>Gunawan</em></strong>, bisa dipanggil dengan kata <em>ngger</em> (anakku sayang),<em> le</em> (nak), M<em>barep</em> (anak sulung), <strong><em>Gun, Wawan</em></strong> bahkan <em><strong>Bendot</strong></em>, terserah orang tuanya.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Nama kesayangan juga sering diambil dari kata <strong><em>'sayang'</em></strong> itu sendiri, misalnya seorang gadis bernama <strong><em>Vivianty</em></strong>, bisa mempunyai nama panggilan : <em><strong>Ayang, Cayang, Ayu, Ndhuk, Bageur, Neng, Butet, Upik</strong></em> dan nama kesayangan lainnya, karena bagi bangsa Indonesia, nama yang dipanggil sehari-hari adalah <strong>doa baik</strong> sehari-hari pula bagi penyandangnya. Dan banyak lagi ragamnya diantara semua suku bangsa yang ada di Indonesia.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apakah nama-nama bangsa Indonesia mempunyai arti khusus?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bagi sebagian suku bangsa, nama mengandung banyak arti yang tentunya baik. Arti dalam kasta, kebangsawanan, marga, budaya dan agama.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bayi yang lahir pada tanggal <strong>17 Agustus</strong>, bagi bangsa Indonesia adalah membanggakan karena tanggal 17 Agustus adalah hari kemerdekaan bangsa ini dari penjajahan menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan untuk menghormati hari kemerdekaan itu, bayi tersebut bisa saja dinamakan Merdekawan (bila laki-laki) atau Merdekawati (bila perempuan).</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana kita menyebut nama orang Indonesia dalam suatu pembicaraan, apakah menyebut namanya saja atau dengan suatu sebutan?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indoensia akan bertegur sapa dengan menyebut namanya saja bila mereka sebaya , sepertemanan atau saudara tua kepada saudara yang lebih muda atau <em><strong>'pernahnya'muda</strong></em>.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Kadang-kadang baik mereka seumur atau lebih muda, panggilan 'mas' atau <strong><em>'mbak' 'kang'</em></strong> atau <strong><em>'teteh' 'uni' 'uda'</em></strong> atau <strong><em>'ibu/bapak'</em></strong> dipakai untuk menunjukkan rasa hormat.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Panggilan<strong><em> Profesor, Doktor, Dokter, Insinyur, Raden, Daeng, Ida Ayu</em></strong> dan lainnya merupakan panggilan gelar tingkat pendidikan atau kebangsawanan yang ada di Indonesia.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada bangsa Indonesia keturunan Cina, mereka biasanya mempunyai 2 nama, yaitu nama asli Cinanya dan nama Indonesianya. Nama Indonesianya ada yang mengandung nama asli Cinanya, misalnya bila nama Cinanya <em><strong>Lian</strong>,</em> maka nama Indonesianya tidak jauh dari itu,<em> <strong>Liana</strong></em> atau<strong> <em>Lianawati.</em></strong></span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Panggilan <strong><em>BAPAK</em></strong> dan <strong><em>IBU</em></strong> bagi bangsa Indonesia juga merupakan panggilan sopan terhadap sesama dan kepada Ibu dan Bapak yang orang tua. Dimana <strong><em>MOTHER/FATHER</em></strong> tidak digunakan untuk sesama, melainkan hanya kepada orang tua . Untuk sesama, mereka akan dipanggil <strong><em>Madame </em></strong>dan<strong><em> SIR</em></strong>.</span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-87029456941603105382010-05-29T13:01:00.000-07:002010-06-29T06:18:03.167-07:008. MAKANAN POKOK BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Makanan pokok sebagian besar bangsa Indonesia sama dengan makanan pokok bangsa Asia Tenggara lainnya, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, Filipina, Vietnam, India, Thailand, Jepang dan India, yaitu <strong>NASI</strong>.</span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Tentu ada sebagian lagi suku bangsa Indonesia yang makanan pokoknya Sagu, Jagung dan umbi-umbian tergantung dari letak geografisnya masing-masing.</span><br />
<br />
<div></div><div></div><div></div><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana bangsa Indonesia memasak beras menjadi nasi?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Seluruh bangsa Indonesia memasak nasi dengan beberapa cara yang ada di Indonesia, yaitu ditanak, diliwet, dilontong, diketupat , di tim, dicampur santan dan dibubur. Namun umumnya ditanak, yaitu beras direbus dahulu setengah matang, kemudian diuapkan sehingga matang di penanak nasi. Jaman sekarang, sebagian besar melakukan menanak nasi dengan alat listerik modern yang diciptakan oleh bangsa Jepang, yang disebut <em>rice-cooker</em>.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Dengan lauk apa bangsa Indonesia ketika makan dengan nasi?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indonesia makan nasi dengan lauk-pauk kesukaan pribadi dan kesukaan daerah masing-masing. Tidak ada larangan atau aturan lauk pauk apa yang dimakan dengan nasi.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia umumnya makan nasi dengan sayur mayur, apakah itu matang atau mentah, berkuah , digoreng atau dikukus (uap).</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia makan nasi dengan daging dan ikan yang dimasak sesuai dengan kegemaran suku bangsa masing-masing</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia makan nasi juga dengan sambal-sambalan yang pedas, sambal terasi atau sambal bajak (sambal yang digoreng agar tetap awet dan tidak basi disimpan berhari-hari), juga sambal-sambalan lain yang ada di daerah masing-masing.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana, sans-serif;"><strong>Dengan cara apa bangsa Indonesia memakan nasi dan lauk pauknya?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indonesia, seperti bangsa Asia Tenggara lainnya, dulu tidak pernah mengenal sendok dan garpu. Peralatan makan tersebut berasal dari bangsa Barat.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Saat ini, sebagian bangsa Indonesia makan dengan sendok dan garpu (tidak dengan garpu dan pisau seperti bangsa Barat), namun bangsa Indonesia umumnya tetap menggunakan ujung-ujung jari untuk makan, mereka sangat luwes dan pandai melakukannya karena memang dengan cara itu leluhur bangsa ini sejak dahulu makan.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Adakah suatu urutan makan bagi bangsa Indonesia?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Nasi dan lauk-pauknya dikeluarkan secara bersama-sama. Ketika telah mengambil nasi sebagai makanan pokok, masing-masing boleh memilih lauk mana yang diambil dan dimakan lebih dahulu tidak seperti bangsa Barat.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Barat yang mendahulukan sup/makanan kecil lainnya sebagai makanan pembuka (<em>appetizer</em>), kemudian makanan utama (<em>main dishes</em>) dan diakhiri dengan makanan manis pencuci mulut (<em>dessert</em>) berupa es krim, kue manis, coklat atau buah yang diberi krim.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia makan sup dengan nasi seperti makan gulai berkuah lainnya.</span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-49054267674799202232010-05-29T00:42:00.001-07:002010-06-29T05:46:32.567-07:009. MINUMAN BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Walaupun setiap suku dan daerah mempunyai minuman khas tersendiri, namun air, kopi dan teh merupakan minuman bangsa Indonesia yang utama disamping minuman tradisional kegemaran setiap suku bangsa. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Oleh sebab itu teh dan kopi merupakan minuman yang ditawarkan ketika bertamu (jaman dahulu susu pun merupakan tawaran utama jamuan, karena leluhur kita juga mempunyai ternak kambing atau sapi perah di halamannya). </span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indonesia minum teh dan kopi dalam keadaan panas, kecuali yang menggemari teh dingin, maka diberi es.</span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia menggemari minuman yang diberi es, karena negaranya panas dan lembab, sementara bangsa Eropa lebih senang minumannya dingin, tapi tanpa es. </span><br />
<br />
<div></div><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Pada kesempatan apa bangsa Indonesia minum teh dan kopi?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indonesia minum teh dan kopi kapan saja mereka mau, tidak ada batasan bagi mereka untuk menikmati minuman-minuman tersebut. Dalam jamuan, dihidangkan ketika bertamu, sore hari ketika santai atau bangun tidur pagi atau sore, dan ketika bekerja.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia minum teh dan kopi dengan gula atau tawar, dan umumnya diminum selagi panas.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia minum teh panas atau dingin setelah makan, namun sebagian besar lagi minum air biasa.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia juga mempunyai minuman khas daerah dan suku bangsa masing-masing, seperti Brem Bali, Angsle dan Ronde Jawa Timur, Bajigur dan Bandrek Jawa Barat dan lainnya.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana bangsa Indonesia membuat / minum teh dan kopi?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia minum teh dan kopi dengan sebelumnya memasukkan teh atau kopinya ke dalam air yang direbus mendidih, atau mendidihkan dulu air dan menuangkannya ke bubuk kopi atau daun teh yang sudah ada dalam gelas atau cangkir.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia minum teh dari daun teh, jarang dari rasa yang lain seperti bangsa Barat yang minum teh buah strawberry, blackberry yang bukan dari daun teh. </span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia memberi aroma tehnya dengan rasa jeruk dan bunga melati dan seruni dicampurkan pada tehnya.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia umumnya minum teh dan kopi dengan gula (gula tebu atau merah), namun di Jawa Barat, teh diminum tanpa gula. Jadi untuk menyuguhkan teh atau kopi, sebaiknya kita bertanya dahulu apakah mereka berkenan memakai gula atau tidak.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia minum teh dengan cara biasa, tidak perlu didahului dengan ritual yang dilakukan bangsa Jepang atau Inggris.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia minum teh bisa di cangkir atau di gelas yang diberi piring kecil, terserah mereka maunya dimana. Tapi untuk tamu, biasanya teh dan kopi disuguhkan di cangkir. </span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-50974024662728905982010-05-28T07:16:00.000-07:002010-06-29T05:14:45.545-07:0010. CARA MAKAN BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indonesia, seperti bangsa Asia Tenggara lainnya, leluhurnya tidak menggunakan alat makan (<em>eating utensil</em>) seperti bangsa Barat, yaitu sendok, garpu dan pisau.</span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Walaupun saat ini sudah hampir seluruh bangsa Indonesia mengenal serta terbiasa makan dengan sendok, garpu atau juga mengenal cara makan internasional, namun mereka masih melakukan dan menikmati makan dengan ujung-ujung jari tangan pada waktu-waktu tertentu, bahkan ada yang setiap hari untuk kenikmatan pribadi.</span><br />
<br />
<div></div><div></div><div></div><div></div><span style="font-family: Verdana;">Sendok, garpu dan pisau sebagai alat makan di Indonesia adalah berasal dan pengaruh dari bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda dan bangsa Eropa lainnya.</span><br />
<br />
<div></div><div></div><div></div><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apakah bangsa ini tidak merasa kotor dan tercecer bila makan dengan ujung-ujung jari tangan?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setiap kali bangsa Indonesia akan makan, baik dengan sendok dan garpu ataupun dengan ujung jari tangan, mereka biasa untuk selalu membasuh tangan lebih dahulu. Jadi makan dengan sendok dan garpu tidak selalu lebih bersih dan rapih dari pada dengan ujung jari tangan.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Hampir di seluruh daerah , bila kita akan makan dengan ujung jari tangan, selalu disediakan mangkuk kecil berisi air dan biasanya dicampur jeruk nipis seiris, itu disebut <em>kobokan/wijikan</em>, untuk mencuci tangan, dan diletakkan disebelah kanan piring kita, karena bangsa Indonesia selalu akan makan dengan tangan kanan dan menganggap makan dengan tangan kiri adalah tidak baik.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia sudah sangat biasa makan dengan ujung jari tangannya dan kepala kita akan tepat menghampiri jari tangan untuk menyesuaikan suapannya terhadap jari-jari tangan yang mencakup nasi dan lauknya, dengan begitu hal tercecer hampir tidak pernah terjadi. Oleh sebab itu, bangsa Asia Tenggara, kepalanya selalu menunduk untuk menjemput suapan, apakah itu dengan jari tangan, sendok maupun sumpit, sedangkan bangsa Barat makan dengan tegak dan alat makannya yang menghampiri mulut.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Satu hal yang harus dihindari, ialah makan dengan mulut berbunyi, karena ini menganggu kesopan santunan dan juga orang lain yang sedang makan dengan kita akan merasa tidak nyaman karena menghilangkan rasa nafsu makan dan jijik.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana, sans-serif;"><strong>Bagaimana bila suatu saat harus makan dengan sayur yang berkuah, apakah dapat dilakukan dengan ujung jari tangan juga?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Untuk makan sayur yang berkuah, dilakukan dengan menggunakan sendok dan piring atau mangkuk, namun jaman dahulu, ketika sendok dan garpu belum dipakai sebagai alat makan, maka cara melakukan makan yang bekuah adalah dengan menghirup (<em>sruput</em>) sayur itu langsung dari piring atau mangkuknya. Menghirup sayur ini dari dahulu sampai sekarang dianggap wajar dan sopan bagi bangsa Asia Tenggara, kecuali pada perjamuan yang bertaraf internasional atau undangan yang bersifat manca negara, pada undangan resmi dan pada rumah makan internasional atau hotel berbintang.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Setelah makan dengan ujung jari tangan, bagaimana kita membersihkan jari-jari kita, dicucikah atau dijilat sampai bersih?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setelah selesai makan dengan jari tangan, kita selalu akan membasuhnya dengan bersih dengan sabun (kalau jaman leluhur dulu secara tradisional mencucinya dengan abu sekam). Kita bisa membasuhnya di tempat pembasuh tangan dengan kucuran air dari keran, atau pada mangkuk pencuci tangan yang telah disediakan di sebelah kanan piring kita, baik di rumah maupun di rumah-makan.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Menjilat jari setelah makan dengan ujung jari tangan ditempat umum dianggap tidak sopan, kecuali di rumah sendiri diantara keluarga.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana bila kita sedang makan dan tiba-tiba seseorang datang dan kita diperkenalkan padanya, haruskah kita mencuci tangan dahulu atau langsung berjabat tangan?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setiap akan berjabat tangan, kita harus yakin, bahwa tangan kita bersih dan tidak berbau atau basah. Karena cara berkenalan di Indonesia tidak selalu harus berjabat tangan, maka dengan senyum dan mengnggukkan kepala sudah cukup sopan bagi kita untuk berkenalan pada saat kita sedang makan dengan jari tangan.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bila diperkenalkan dengan orang mancanegara, dan kebetulan kita di Indonesia, cukup juga menganggukkan kepala, senyum dan katakan, bahwa kita tidak mungkin berjabat tangan karena sedang makan dengan jari tangan. Namun bila terjadi di negara Barat, meskipun itu di rumah kita, maka kita minta maaf untuk cuci tangan yang bersih dan wangi, kemudian berjabat tangan. Karena berjabat tangan dalam berkenalan pada bangsa Barat adalah caranya.</span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-50004639935526856332010-05-28T01:11:00.001-07:002010-06-29T03:11:38.244-07:0011. CARA BERBICARA BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Umumnya, seperti bangsa Asia Tenggara lainnya, Bangsa Indonesia berbicara dengan nada yang agak tinggi atau tinggi dan dengan irama turun naik yang jelas sesuai dengan pesan dan perasaan yang disampaikan.</span><br />
<br />
<div></div><div></div><div></div><div></div><div></div><span style="font-family: Verdana;">Dalam menyampaikan pesan, sebagian suku bangsa Indonesia menyampaikan pesannya dengan apa adanya, artinya, apa yang ada di hati mereka akan disampaikan dengan apa adanya, gamblang dan jelas, namun sebagian suku yang lain akan menyampaikannya dengan permainan kata berbunga secara halus dan beberapa <strong><em>'kebohongan' </em></strong>untuk <strong>KEBAIKAN </strong>dan rasa halus, yang dalam bahasa Inggrisnya disebut <strong><em>'white-lie'</em>.</strong></span><br />
<br />
<div><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia tahu benar bagaimana harus berbicara diantara mereka yang sebangsa. Mereka akan berbicara dengan menunduk dan tidak memandang kepada lawan bicaranya bila mereka lebih muda, lebih rendah kedudukannya dalam bekerja atau berbicara dengan keluarga yang dihormati seperti kakek, nenek, bibi, paman dan orang tuanya. </span></div><br />
<span style="font-family: Verdana;">Oleh sebab itu, bangsa Indonesia hampir tidak bermasalah bila berbicara tanpa bertatap-mata dengan lawan bicaranya (untuk masa sekarang, anak dan orang tua di Indonesia banyak yang sudah berbicara dengan berdiskusi seperti bangsa Barat, saling pandang bahkan berdebat, dan menatap mata orang tua tidak lagi mengurangi kesopan-santunan).</span><br />
<br />
<div></div><div></div><div></div><div></div><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Mengapa bangsa Indonesia berbicara umumnya dengan nada yang tinggi dan irama yang naik turunnya jelas?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Seperti bangsa Asia Tenggara lainnya, bangsa Indonesia memang bicara dengan nada tinggi (<em>loudly</em>) dan irama yang naik turunnya jelas, karena mempunyai sifat yang <em>expressive </em>dalam menyampaikan pesannya. </span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Kalau ada sebagian bangsa yang berbicara apa adanya dan ada juga yang bermain dengan kata berbunga serta <em>'berbohong'</em> untuk kebakan (<em>white-lie</em>), apakah diantara mereka tidak terjadi kesalah-fahaman?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kesalah-fahaman memang bisa terjadi dan memang sering terjadi bila berbicara antar suku bangsa, karena setiap suku bangsa berbeda nada bicaranya , cara bicaranya dan menyampaikan pesannya, namun dengan berjalannya waktu, hal tersebut sebisanya harus bisa diatasi dan lama kelamaan dimengerti.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Biasanya, berkomunikasi antar suku yang cara berbicara, nada atau iramanya dan penyampaian pesannya sama, akan<em> berinteraksi</em> <em>verbal</em> dengan baik tanpa kesalah-fahaman.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Keadaan yang bagaimana disebut bermain kata dengan <em>'berbohong' </em>untuk kebaikan?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><strong><em>'Berbohong' </em></strong>untuk kebaikan misalnya seseorang tidak mengatakan yang sesungguhnya agar tidak menyakiti atau mengecewakan hati orang lain.</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> Misalnya dia mengatakan <em><strong>'tidak apa-apa'</strong></em> ketika temannya meminjam mobilnya, atau bajunya untuk ke undangan, atau meminta perona bibirnya sedikit, padahal sebenarnya dia tidak suka meminjamkan bajunya untuk dipakai ke undangan atau orang lain memakai perona bibirnya</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apa manfaat dari <em>'berbohong'</em> untuk kebaikan itu?</strong></span><br />
<ul><li> <span style="font-family: Verdana;">Manfaatnya adalah untuk supaya hubungan pertemanan terjaga.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apakah melakukan <em>'berbohong'</em> ini membuat yang melakukan merasa senang atau berbahagia?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Biasanya yang melakukannya merasa biasa saja, karena berusaha untuk tidak membuat orang lain sedih, kecewa atau tersinggung, namun banyak juga yang menahan hati dan kemudian menceritakan kekecewaannya kepada orang lain yang akibatnya semakin kusut dan runyam karena menjadi bahan pembicaraan.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apakah budaya <em>'berbohong' </em>ini sebaiknya dihapuskan, tidak dilakukan dan melatih seseorang untuk bisa menerima keberatan orang lain tanpa sakit hati, memutuskan hubungan dan mencoba mengerti perasaan orang lain?</strong></span><br />
<ul><li> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebagian orang yang tinggal di kota besar dan sering bertemu secara internasional atau hidup di kota yang keras, memang mengubah cara ini, karena mereka menganggap, bahwa keterus-terangan memudahkan seseorang berinteraksi, namun bagi yang lain dan misalnya hidup di daerah yang jauh dari ibu kota, <em><strong>'berbohong'</strong></em> ini penting, karena memang begitulah mereka diajarkan oleh kehidupan sejak kecil dan membudaya secara mengakar dengan simbol-simbol kata berbunga secara turun temurun. Tinggal kita sendiri yang melakukan pilihan yang mana, dimana dan kepada siapa sebaiknya dilakukan. Budaya ini adalah asli, jadi tidak seharusnya dihilangkan karena akan mempengaruhi hubungan kehidupan.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Mengapa bangsa Indonesia harus menundukkan mata atau kepala (tidak bertatap mata) bila berbicara atau ditegur lawan bicara yang mereka hormati?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebenarnya kesopan-santunan seperti ini tidak saja dilakukan oleh bangsa Indonesia, namun juga beberapa bangsa Asia Tenggara lainnya. Jadi ini merupakan suatu aturan pergaulan bangsa Asia Tenggara.</span></li>
</ul><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Asia Tenggara, termasuk bangsa Indonesia, mempunyai bahasa tubuh untuk menghormati orang tua atau orang lain yang lebih tinggi kedudukannya. Rasa hormat ini diwujudkan dalam perilaku dan berbicara (<em>non-verbal</em> dan <em>verbal</em>). </span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Menundukan badan bila melewati orang tua atau orang lain yang sedang duduk dengan mengucapkan <strong><em>'maaf',</em></strong> atau bila berbicara kita menggunakan bahasa tingkatan yang diperuntukkan berkomunikasi dengan orang yang dihormati, dalam bahasa Jawa yang disebut baha <em><strong>kromo inggil</strong></em> atau dalam bahasa Sunda disebut bahasa <em><strong>lemes</strong></em>.</span>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-25949091849919331742010-05-27T05:13:00.001-07:002010-06-28T09:33:38.111-07:0012. BAHASA YANG DIPAKAI BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Seluruh bangsa Indonesia adalah pengguna lebih dari satu bahasa dalam komunikasi sehari-harinya. Mereka menggunakan bahasa pertama, yaitu bahasa Ibu mereka dan itu adalah bahasa yang digunakan setiap suku nya (<em>mother toungue</em>), misalnya bahasa Manado, Minang, Ambon, Tapanuli, Dayak, Jawa, Papua, Bali, Bugis, Sasak, Sunda, Madura, Toraja, Palembang dan bahasa suku lainnya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Seluruh bangsa Indonesia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa Kesatuannya. Bahasa Indonesia secara keseluruhan sangat mudah difahami, tidak ada perbedaan dalam waktu, jenis kelamin dan jenis lain. </span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Tata Bahasanya mudah difahami karena bahasa ini harus mudah dimengerti ratusan suku bangsa yang ada di Indonesia sebagai alat komunikasi dengan seluruh suku-suku bangsa itu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Bahasa Kesatuan ini hanya ada di negara Indonesia.Bagi kaum tua Indonesia, sebagian besar masih bisa berbahasa Belanda dengan baik disamping bahasa sukunya dan bahasa Indonesia.</span><br />
<br />
<div></div><div><span style="color: cyan;"></span></div><div><span style="color: cyan;"></span></div><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Mengapa bangsa Indonesia memerlukan Bahasa Indonesia dan harus bisa berbahasa Indonesia?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Karena setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai bahasa suku masing-masing, dan bahasa mereka tidak mudah dimengerti oleh suku bangsa lainnya. Untuk melancarkan komunikasi antar suku bangsa dan mempersatukan mereka dalam satu bangsa, maka bahasa Indonesia digunakan sebagai pengantar resmi utamanya.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apakah dari sebegitu banyak bahasa suku di Indonesia, tidak satupun mempengaruhi bahasa Indonesia dalam penggunaannya? Kalau ada, bahasa suku manakah yang paling banyak mempengaruhi bahasa Indonesia?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Pengaruh pemakaian bahasa suku ke dalam bahasa Indonesia tergantung di daerah mana bahasa Indonesia itu dipakai. Bila bahasa Indonesia dipakai di daerah Nusa Tenggara Barat, maka Bahasa Indonesia yang dipakai di sana sudah tentu dipengaruhi bahasa Bali, Lombok atau Bima.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bahasa Indonesia tidak mempunyai tingkatan bahasa kecuali dipengaruhi oleh bahasa suku yang mempunyai tingkatan dalam berbahasa. Jadi karena setiap suku bangsa setiap harinya memakai bahasa Ibu yang bertingkat, mereka masih merasa canggung bila mengatakan <strong><em>dia</em></strong> kepada guru kita, maka disebutnyalah <strong><em>beliau</em></strong> untuk menghormati untuk kata gantinya. Panggilan <strong><em>kau </em></strong>dan <strong><em>kamu </em></strong>menjadi <em><strong>anda </strong></em>terhadap orang yang baru kenal, dihormati atau dianggap lebih tua.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bahasa Indonesia juga banyak dipengaruhi bahasa dari semua bahasa suku dan daerah , misalnya bahasa Indonesia mengambil kata <em>patungan</em> dari bahasa Sunda untuk kata <em>berbagi</em> atau <em>membagi</em> atau <em>gabungan</em>. Mengambil kata <em>sowan</em> dari bahasa Jawa untuk kata <em>mengunjungi </em>orang yang dihormati atau lebih tua.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bahasa Indonesia itu sangat unik pemakaiannya, tidak ada irama resmi bagaimana menggunakannya. Irama percakapan bahasa Indonesia sangat dipengaruhi oleh irama bahasa suku dan daerah dimana bahasa Indonesia dipakai.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apakah Bahasa Indonesia diajarkan pada sekolah-sekolah?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Karena bahasa Indonesia wajib dikuasai seluruh bangsa Indonesia, maka merupakan mata pelajaran penting yang harus diajarkan di sekolah dari Taman Kanak Kanak sampai Perguruan Tinggi.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Adakah bangsa Indonesia yang tidak bisa berbahasa Indonesia?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Seluruh bangsa Indonesia yang mengenyam pendidikan resmi bisa berbahasa Indonesia dengan sempurna. Bagi mereka yang tidak berpendidikan resmi, atau tidak bersekolah, atau tinggal di daerah yang sangat terpencil dan jauh dari kotapun bisa berbahasa Indonesia namun lebih banyak dipengaruhi oleh bahasa Ibunya (bahasa sukunya). Ini wajar.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Balita Indonesia berbicara menggunakan bahasa Ibu nya, mereka mengerti dan menggunakan bahasa Indonesia sebatas apa yang ibunda dan keluarganya ajarkan.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Sulitkah belajar bahasa Indonesia?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Bahasa Indonesia yang mengambil dari bahasa Melayu tidak sulit dipelajari, sangat mudah dan luwes. Hanya siapapun yang belajar bahasa Indonesia, harus lebih banyak bergaul dengan masyarakat dimana mereka tinggal, karena bahasa Indonesia sehari-hari yang dipakai, sangat dipengaruhi oleh bahasa daerah masing-masing, dan tidak menggunakan bahasa Indonesia baku. Misalnya sehari-hari masyarakat tidak menggunakan kata <em><strong>tidak</strong></em> namun <em><strong>nggak ,ngga</strong> </em>atau<em> <strong>ga</strong></em>. Dan mereka sehari-harinya mengucapkan <em><strong>kebesaran</strong> </em>untuk <em><strong>terlalu besar</strong></em>. Dan sebagainya.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bertambahkah kosa kata bahasa Indonesia setiap tahunnya?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah dan sangat hidup, dinamis dan berkembang dengan pesat setiap jaman atau tahun. Banyak sekali kata-kata yang dipopulerkan oleh anak-anak muda yang menjadi baku dan ditulis di kamus Bahasa Indonesia, bahkan menghadirkan kamus khusus kata-kata baru anak muda.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia banyak mempunyai bahasa anak muda yang disebut bahasa <strong>gaul</strong>, misalnya untuk mengatakan <em><strong>bohong </strong></em>mereka mengubahnya menjadi<strong><em> bokis</em></strong>, atau mengatakan <strong><em>iya/ya'</em></strong>menjadi <strong><em>yo'i,</em></strong> kata <strong><em>aku </em></strong>menjadi <strong><em>aqyu</em></strong> dan sebagainya. Bahasa gaul ini banyak sekali diciptakan dan bertambah banyak sekali setiap tahunnya.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Singkatan yang berupa akronim dan menjadi bahasa Indonesia sehari-hari juga digemari bangsa Indonesia, misalnya <strong><em>Bandar Udara</em></strong> disingkat menjadi <strong><em>bandara,</em></strong> mengatakan , bahwa seseorang <strong><em>lamban</em></strong> dalam <em><strong>mengikuti dan menggunakan teknologi mutakhir</strong></em> disebut <em><strong>gagap</strong></em> <strong><em>teknologi</em></strong> yang disingkat menjadi <strong><em>gaptek</em></strong>. <em><strong>Satuan Pengamanan</strong></em> menjadi <strong><em>satpam</em></strong>, <strong><em>Perpustakaan </em></strong>menjadi hanya <em><strong>perpus</strong></em>. Akronim dipakai sehari-hari sehingga kita tidak lagi menyadari, bahwa itu akronim.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia tidak mengindahkan tata bahasa dalam percakapan sehari-harinya, oleh sebab itu banyak kosa kata dan pemakaian baru setiap tahunnya. Dan oleh sebab itu pula bangsa ini tidak bisa dimasukkan dalam ungkapan <strong>"bahasa menunjukkan bangsa"</strong> karena bangsa Indonesia tidak seperti bangsa Perancis atau bangsa Eropa lainnya yang dalam percakapan sehari-harinya sangat mengindahkan tatabahasa, irama dan pengucapan.</span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-11804171908941392092010-05-26T03:58:00.001-07:002010-06-28T09:09:25.560-07:0013. LANTAI BAGI BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Asia Tenggara, termasuk bangsa Indonesia,umumnya menggunakan lantai untuk banyak hal seperti duduk menerima tamu, duduk untuk makan, duduk untuk melakukan ritual keagamaan, berdoa dan tidur. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lantai adalah untuk melakukan kegiatan apapun sebelum meja, kursi dan tempat tidur memasuki beradaban leluhur Nusantara.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Adalah biasa bila banyak bangsa Indonesia melepaskan alas kakinya sebelum memasuki rumah , ruang atau bangunan, karena mereka tidak mau mengotori lantainya dengan sandal atau sepatu yang mereka pakai.</span><br />
<br />
<div></div><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apa yang mereka pakai sebagai alas kaki di dalam rumah bila mereka membukanya sebelum masuk?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Biasanya mereka tidak memakai alas kaki apapun dalam rumah atau ruangan, namun beberapa keluarga menyediakan sandal khusus untuk diapakai di dalam ruangan.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apakah juga ada keluarga yang tidak melepas alas kakinya ketika memasuki rumah atau ruangan?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Tentu ada keluarga yang tidak lagi melepas alas kakinya ketika memasuki rumah atau ruangan, dan mereka juga mengerti dan mengijinkan bilamana orang lain masuk ke rumahnya tanpa melepas atau melepas alas kakinya. Mereka juga akan melepas alas kaki mereka bila mengunjungi rumah orang dan pemiliknya melepas alas kaki ketika masuk rumahnya.</span></li>
</ul><span style="background-color: black; color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bila kita akan bertamu dan masuk ke dalam rumah seseorang, bagaimana kita mengetahui, bahwa kita harus melepas alas kaki atau tidak?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Biasanya kita bisa melihat beberapa alas kaki yang dilepas di depan pintu masuk. Bila demikian adanya, maka sebaiknya kita melepaskan alas kaki sebelum masuk. Namun bila kita tidak melihat alas kaki yang dilepas di depan pintu masuk, maka terserah pada pilihan kita, apakah melepas alas kaki atau tetap memakainya, sampai biasanya tuan rumah akan mengatakan, bahwa kita tidak perlu melepas alas kaki di rumahnya.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Pemilik rumah yang selalu melepas alas kakinya bila masuk ruangan atau rumahnya, jarang mereka membiarkan tamunya melepas alas kaki juga, karena menghormati tamu mereka. Namun sebagai tamu, kita harus menyadari dan melepas alas kaki terutama ketika kita menerima undangan untuk menghadiri acara keagamaan yang menggunakan lantai sebagai ritualnya, atau dipertandai dengan digelarnya tikar atau permadani.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana bila kita menghadiri perhelatan yang mengharuskan kita melepas alas kaki dan kemudian beberapa bangsa asing dari Barat yang tidak mengenal budaya ini juga hadir? Apakah mereka juga harus melepas alas kaki, sementara bagi mereka membuka alas kaki ketika bertamu dianggap tidak sopan?</strong></span><br />
<ul><li> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bila itu merupakan undangan resmi dalam budaya dan aturan di Indonesia, maka bangsa Barat itu harus membuka alas kaki mereka juga dengan diberitahu dahulu sebelum hadir dengan diterakan dalam undangan, agar mereka siap untuk membuka alas kaki.</span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-18081636597960962192010-05-26T03:13:00.001-07:002010-06-28T07:56:11.340-07:0014. SEPATU dan SANDAL BAGI BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indonesia menggunakan sepatu dan sandal atas pengaruh dari bangsa-bangsa barat yang pernah menjajah dan menduduki wilayah Nusantara, misalnya Spanyol, Portugis, Inggris dan Belanda.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Seperti kita semua ketahui, bahwa sandal dulunya hanya digunakan oleh para raja dan bangsawan Nusantara. Raja dan bangsawan jaman dahulu tidak menggunakan sepatu tetapi sandal untuk berdiri di balairung kerajaan dan mudah melepasnya ketika harus memasuki ruangan pemujaan, sembahyangan atau ruang pribadinya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Sampai saat ini, sepatu masih merupakan alas kaki yang digunakan hanya untuk pergi. Orang-orang yang hidup di daerah terpencil tentu mempunyai sepatu namun hampir tidak digunakan sehari-hari. Mereka lebih banyak menggunakan sandal atau sepatu sandal untuk memudahkan mereka melepasnya ketika memasuki rumah atau bertamu ke rumah orang lain, selain mereka merasa gerah panas bila memakai sepatu seharian.</span><br />
<br />
<span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Kapan sebaiknya biasanya orang Indonesia memakai sepatu?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Ketika menghadiri undangan yang mengharuskan para hadir mengenakan sepatu.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Ketika ke kantor apapun dan manapun</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Ketika bersekolah atau mengajar</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Dan bagi sebagian besar orang Indonesia yang tinggal di kota, sepatu dikenakan kemanapun pergi.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Kalau kita mengikuti aturan bangsa barat, maka sepatu atau alas yang mirip sepatu, digunakan kapan juga meskipun di dalam rumah dan tidak pergi</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Kapan kita bisa menggunakan sandal?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Bilamana kita bepergian dengan santai dan atas kemauan sendiri</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Ketika kita datang untuk berdoa dan sembahyang di mesjid, ke rumah duka untuk belasungkawa , dan ketika kita masuk ke tempat yang menyediakan permadani atau tikar layaknya bangsa-bangsa Asia Tenggara.</span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-9914367824996819692010-05-25T03:42:00.001-07:002010-06-28T07:35:22.949-07:0015. MANDI BAGI BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indonesia yang lahir dan besar di tanah air, dan dimanapun tinggalnya, apakah di dataran tinggi yang sejuk dan dingin, di tepian pantai, atau di dataran rendah yang terik dan panas, selalu mempunyai kebiasaan mandi setiap hari, paling sedikit 1 kali sehari pada pagi hari dan kebanyakan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia mandi di kamar mandi dengan air yang ditadah dalam kolah air dengan menggunakan gayung sebagai alat mandinya , pancuran <em>modern</em> (<em>shower</em>), sumur, berendam dalam sumber air, pancuran tradisional yang airnya dialirkan dalam batang bambu, dengan aliran sungai atau dengan berendam di <em>bath-tub</em> di kamar mandi</span><br />
<span style="font-family: Verdana;">.</span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia memerlukan air untuk semua pembersihan badannya, mereka tidak menggunakan kertas (<em>toilet paper/tissue</em>) setelah buang air besar atau kecil. Jadi bila ada <em>tissue</em> gulung di kamar mandi/<em>toilet </em>Indonesia, biasanya gunanya adalah untuk mengeringkan diri dari air pembersih.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Air sangat penting bagi bangsa Indonesia karena mereka akan merasa gerah, risih dan tidak bersih badannya bila sehari saja tidak mandi. Mandi adalah bagian kehidupan yang penting bagi bangsa Indonesia.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Banyak sekali 'mandi' lain yang juga merupakan kegiatan penting bagi bangsa Indonesia seperti dalam kegiatan ritual budaya dan keagamaan disamping mandi untuk membersihkan badan. Misalnya mandi juga dilakukan dengan bunga untuk calon pengantin dan memandikan bayi sebelum di <em>aqqiqah</em> kan agar yang dimandikan berbau sewangi bunga-bunga yang dimasukkan dalam air mandinya.</span><br />
<br />
<div></div><div></div><div></div><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Mengapa bangsa Indonesia sesering itu mandi?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indonesia dan bangsa Asia Tenggara lainnya, memang menganggap mandi</span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">adalah bagian dari membersihkan diri dan pikiran serta mensucikan dalam keagamaan yang mereka masing-masing percayai dan anut.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia hidup di negara yang beriklim tropis dan lembab, sehingga mereka mudah berkeringat dan merasa harus mandi setiap hari.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Mengapa ada bangsa Indonesia yang mandi dengan menggunakan aliran air sungai?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Indonesia banyak mempunyai sungai baik yang kecil maupun yang lebar, dulunya bening dan bersih, sehingga penduduk yang hidup di sekitar dan tepian sungai menggunakannya untuk semua kegiatan yang menggunakan air, misalnya mencuci baju dan alat makan, mengairi sawah, alat berkendaraan dan untuk mandi tentunya</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana caranya mereka manda dengan menggunakan aliran sungai?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Untuk mandi di sungai, mereka biasanya berangkat dari rumah beramai-ramai, mandipun beramai-ramai sambil bertukar cerita, jadi mandi di sungai adalah saat yang menyenangkan. Para perempuan dan balitanya mempunyai tempat yang terpisah dan jauh dari para laki-lakinya.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Mandi di sungai adalah dengan cara merendamkan badan yang dibalut kain atau sarung ke dalam aliran sungai sampai sebatas leher atau dada.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Berapa jauhkah jarak antara rumah dan sungai tempat mandi?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jarak antara rumah dan tepian sungai tidak selalu sama di setiap desa, ada yang cukup jauh dan ada yang sangat dekat, hal itu tergantung dari keberuntungan penduduk saja. Namun setiap desa tentunya dibangun di dekat aliran air sungai.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana, sans-serif;"><strong>Apa yang dimaksud mandi dengan pancuran?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Bagi yang hidup di pegunungan, sangat nikmat dan bersih bila mandi dari sumber air yang lebih tinggi tempatnya sehingga tercipta pancuran alam atau buatan manusia dengan menggunakan bambu sebagai alat tradisionalnya . </span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Dengan pancuran modern di kamar mandi yang disebut <em>shower</em> atau <em>douche</em>. Sebenarnya banyak bangsa Indonesia suka mandi dengan pancuran, karena bisa langsung bersih dari kepala sampai kaki.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana keadaan tubuh mereka bila sehari atau dua tidak mandi?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Dengan tidak mandi sehari atau dua, tentu tubuh kita bisa menerimanya kecuali perasaan kita, sebab mandi sudah menjadi kegiatan rutin yang penting dilakukan, karena itu banyak sekali orang Indonesia yang kulitnya menjadi rusak ketika mereka berada di negeri yang mempunyai empat musim, karena mereka tetap mandi sehari dua kali pada musim dingin dengan air hangat dan sabun yang mengakibatkan kulitnya kering, merekah, menggores dan terkelupas gatal</span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-19727171427370143062010-05-21T08:27:00.000-07:002010-06-28T07:16:01.301-07:0016. BERTURAS PADA BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Berturas adalah istilah untuk buang air kecil dan besar. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indonesia dan Asia Tenggara umumnya berbudaya berturas dengan cara berjongkok, karena jaman dulunya memang berturas tidak duduk namun jongkok , atau bagi yang tinggal jauh dari kota, adalah ditepian sungai yang mengalir atau tempat yang tidak bersentuhan dengan badan kecuali kaki.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Bangsa Indonesia membersihkan diri dengan air setelah berturas dan tidak dengan kertas pembersih.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Ketika zaman sudah menyesuaikan diri dengan kebiasaan negara lain karena perdagangan dan pendudukan bangs-bangsa Eropa di Nusantara, pengaruh budaya asing mau tidak mau masuk ke bangsa kita, termasuk tatacara dan kebiasaan berturas yang dipengaruhi oleh tata-budaya Belanda, yaitu dengan peturasan duduk yang menyerupai kursi.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Tidak mudah untuk mengubah perilaku berturas dari yang berjongkok ke yang duduk seperti kursi, kecuali bagi yang sejak kecil sudah memakai peturasan duduk. Bagi yang tidak terbiasa, , mulanya mereka merasa jijik karena berturas dengan duduk. Jadi masih ada orang yang memakai peturasan duduk namun menggunakannya dengan jongkok diatasnya, sebenarnya ini berbahaya karena peturasan itu bisa terbelah dan pecah ketika digunakan, namun apa boleh dikata, memang di tempat umum sebaiknya disediakan dua macam peturasan, yang jongkok dan yang duduk untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, serta tetap menyediakan sarana yang berhubungan dengan kebiasaan bangsa. Baik berturas dengan duduk atau jongkok, bangsa Indonesia berturas dengan air sebagai pembersihnya, tidak dengan kertas.</span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Oleh sebab itu, di sebagian tempat umum seperti <em>mall</em> , Bandar Udara internasional, stasiun kereta api dan bis, disediakan dua macam peturasan, jongkok dan duduk. Dengan kedua macam peturasan tersebut, tidak lupa disediakan ember kecil untuk air atau alat semprot air untuk bebersih dan kertas untuk hanya mengeringkan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Kamar berturas bangsa Indonesia selalu basah terutama dipeturasan umum, itu memang benar, karena bangsa ini memakai air untuk membersihkannya.</span>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-4992996848717516522010-05-20T23:10:00.000-07:002010-06-28T06:26:30.925-07:0017. BERTEPUK TANGAN BAGI BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa Indonesia menunjukkan kekaguman dan kegembiraan dalam menanggapi sesuatu dengan bertepuk tangan yang kadang disertai dengan menyuarakan sesuatu seperti teriakan kegirangan.</span><br />
<br />
<span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bilakah bangsa Indonesia bertepuk tangan?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Mereka bertepuk tangan ketika hadir dalam pagelaran musik dan nyanyian, ketika seseorang selesai menyampaikan pidatonya dan pada pertandingan apapun.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana sebaiknya kita bertepuk tangan dengan baik dan sopan di Indonesia?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Bila kita menonton pagelaran musik, nyanyian atau tarian, sebaiknya kita bertepuk tangan ketika satu persatu tahap pagelaran selesai dilakukan. Namun kebanyakan tepuk tangan dilakukan secara <em>spontan</em> meskipun tahap pagelaran belum selesai. Tepuk tangan yang belum waktunya, tentunya mengganggu.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bila menonton pagelaran yang resmi dan bersifat internasional, tepuk tangan dilakukan bila satu persatu tahap pagelaran selesai dan bertepuk tangan dengan berdiri bila pagelaran itu luar biasa mengagumkannya.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bila menonton pertandingan olah raga, tepukan yang berlebihan disertai teriakan-teriakan yang terlalu keras dan berisik akan mengganggu olahragawan dan penonton lainnya yang kemungkinan pertandingan bisa dihentikan dengan sangsi.</span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-64370046038754112012010-05-20T05:55:00.001-07:002010-06-28T06:01:22.216-07:0018. MENYANYI dan BERSIUL BAGI BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bangsa indonesia dalah bangsa yang ceria. Dalam keadaan apapun juga mereka mudah untuk bersenandung, bersiul dan bercanda-canda kecil.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mereka bisa bernyanyi kecil sambil bekerja, mandi, mengemudikan mobil atau sedang santai jalan kaki di pertokoan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Bersiul adalah mengeluarkan bunyi bernada teratur dari mulut melalui bibir. Sangat mudah mengenali apakah dia gembira atau sedih hanya dengan melihat atau mendengar dia bersiul dan bernyanyi kecil. </span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Orang akan senang mendengar temannya senang hati hanya ditandai dengan dia bersiul atau bersenandung.</span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Kegembiraan bangsa Indonesia ini adalah cerminan dari bangsa yang mudah mensyukuri dan siap menerima keadaan apapun yang akan dan sedang terjadi.</span><br />
<br />
<div></div><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Di beberapa daerah di Indonesia dan beberapa negara lain, bersiul dianggap atau ditahayulkan tidak baik bila dilakukan <em>(pamali</em> kata orang Sunda dan <em>gak ilok</em> kata orang Jawa), atau juga dianggap mengundang keadaan buruk dalam keluarga. Mereka menganggap bersiul adalah mendoakan salah satu anggota keluarga meninggal dan memanggil ruh jahat. Apakah keadaan itu benar?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Bagi sebagian suku bangsa Indonesia dan beberapa bangsa lain, bersiul memang<em> pamali</em> dan tidak akan dilakukan.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bagi sebagian suku dan bangsa lain, bersiul adalah suatu pertanda, bahwa seseorang itu dalam keadaan gembira, bahagia atau usaha menceriakan hati dalam rangka melupakan masalah. Tentunya mereka akan merasa kehilangan rasa ceria bila mereka harus menahan diri untuk tidak bersenandung atau bersiul.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apakah bersiul atau bersenandung itu tidak mengganggu orang lain?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tentu bersiul atau bersenandng akan mengganggu orang lain bila mereka menganggapnya <em>pamali </em>atau bila siulan dan lagu yang dia senandungkan tidak tepat waktu, atau terlalu keras dan terus menerus.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bersenandung dan bersiul tidak akan mengganggu orang lain dan malah dianggap menyehatkan perasaan seseorang bila kelompok manusia sekitarnya mempunyai kebiasaan yang sama dan dapat diterima dalam keadaan apapun juga.</span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-46922838120161421992010-05-20T04:12:00.000-07:002010-06-23T03:49:46.380-07:0019. MEROKOK dan MENGUNYAH SIRIH BAGI BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Merokok adalah kebiasaan sehari-hari sebagian bangsa Indonesia. Juga sebagian bangsa Indonesia dari daerah tertentu menikmati sirih berpinang yang dikunyah dan menjadikan mulut dan bibir berwarna merah. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mengunyah sirih ini sama nikmatnya seperti menghisap rokok, karena selama mengunyahnya berkali-kali, maka nikmat rasa sirihnya menyenangkan seperti merokok, dan untuk membersihkan dari warna merah campuran sirih dan pinang, mereka memakai<em> susur</em>, yaitu irisan tembakau yang halus yang dikusustkan. Dalam mengunyah sirih, mereka tidak pernah menelan kunyahannya, melainkan meludahkan airnya dan membuang ampasnya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Mengunyah sirih saat ini jarang dilakukan di kota-kota besar, namun masih dilakukan oleh kaum tua di daerah terpencil. Mengunyah sirih kebanyakan dilakukan oleh wanita, walaupun demikian tidak jarang laki-laki juga melakukannya.</span><br />
<br />
<div></div><div></div><div></div><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Kapan saja bangsa Indonesia merokok?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Kapan saja mereka ingin terutama jika kedinginan, sehabis makan, ketika merasa mengantuk, ketika tertekan dan suntuk karena persoalan pribadi, ketika bersama teman-teman sepergaulannya, dan ketika bekerja. Hal yang terakhir saat ini tidak disetujui, karena teman sejawat dalam satu ruangan terganggu dan menyebabkan tidak sehat bagi yang tidak merokok.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana, sans-serif;"><strong>Rokok apa yang menjadi ciri khas rokok Indonesia?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Rokok Keretek, yaitu rokok tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan asapnya berbau khas. Disebut "Keretek", karena ketika rokok itu menyala dan dihisap, maka akan berbunyi "kretek...kretek" suara terbakarnya tembakau.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Rokok <em>Linting</em>, yaitu rokok yang dipilin (di<em>linting</em>) sendiri dengan kertas rokok atau daun jagung kering (<em>klobot</em>)yang di dalamnya terdapat tembakau. Rokok pilin dengan daun jagung ini juga dinamakan rokok <em>Klobot</em>.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Rokok<em> Klembak</em>, rokok <em>linting</em> yang bila dibakar berbau kemenyan.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana sebaiknya merokok di tempat umum di Indonesia?</strong></span><br />
<ul><li> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebaiknya tidak di ruangan, apalagi yang tertutup, tidak di kendaraan umum karena banyak orang lain yang tidak merokok menjadi terganggu dan merasa pusing.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Kenapa orang Indonesia mengunyah sirih?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Mengunyah sirih biasanya untuk mengurangi rasa asam atau pahit dalam mulut, mencari perhatian lain dari keadaan tertekan atau suntuk, atau sesudah makan. Sebagian orang mengatakan, bahwa mengunyah sirih adalah untuk menguatkan akar gigi, namun itu belum ada pembuktian.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Sulitkah menemukan tanaman daun sirih?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tanaman daun sirih sangat mudah tumbuh dan ditemukan. Biasanya ditanam di halaman rumah penduduk serta selalu ada yang menjualnya di pasar-pasar besar maupun kecil.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Tanaman sirih juga untuk obat berkumur bagi yang sering menderita sariawan mulut atau untuk campuran air mandi bagi yang menderita gatal kulit.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana, sans-serif;"><strong>Dimana sajakah orang Indonesia mengunyah sirih?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di rumah masing-masing, ditempat kerja atau ditempat yang mereka merasa nyaman dan lazim.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Tidak dianjurkan untuk mengunyah sirih di jalanan, kendaraan umum , toko atau kantor karena tidak lazim.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bila mengunyah sirih, sebaiknya tidak meludah di mana-mana karena menimbulkan rasa jijik bagi yang melihatnya dan kotor untuk lingkungan, oleh sebab itu diharuskan membawa kaleng atau apapun tempat ludahan yang ada tutupnya.</span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-39507187780668609452010-05-19T07:23:00.001-07:002014-03-17T07:46:04.156-07:0020. OLEH-OLEH BAGI BANGSA INDONESIA<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bagi bangsa Indonesia, oleh-oleh adalah buah tangan dalam bentuk apapun dari yang murah sampai yang mahal, yang diberikan dari seseorang yang bepergian kepada kepada orang-orang yang ditinggalkan atau yang dikunjungi.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana;">Oleh-oleh bisa berupa makanan, cindera mata atau barang-barang lainnya.</span><br />
<span style="font-family: Verdana;">Di Indonesia, bila seseorang mohon diri untuk bepergian, yang akan ditinggalkan akan mengatakan : "Selamat jalan' jangan lupa oleh-olehnya." Kata-kata itu tidak saja berarti mereka memang ingin dibawakan oleh-oleh nantinya, namun biasanya mereka tidak mengharapkan oleh-oleh yang sebenarnya tetapi luapan hati yang senang mendengar teman atau saudaranya akan pergi dan dengan kata-kata seperti itu , mereka mengucapkan selamat jalan dengan hati yang ikhlas dan berharap yang pergi akan kembali dengan selamat.</span><br />
<br />
<span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apa sajakah yang bisa diberikan sebagai oleh-oleh?</strong></span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: Verdana;">Oleh-oleh bisa merupakan makanan khas kota atau daerah tertentu yang dikunjungi, misalnya Dodol Garut, Gudeg Jogyakarta, Kacang Bali. Atau cindera mata hasil buatan daerah tertentu, seperti songket Palembang, Kain batik berprada Bali, Tenunan Lombok, perhiasan intan Kalimantan , Kerawangan Manado atau Batik Pekalongan.</span></li>
</ul>
<span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Kepada siapa saja kita memberikan oleh-oleh?</strong></span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: Verdana;">Oleh-oleh tidak terbatas kepada siapa kita memberikannya. Oleh-oleh diberikan misalnya kepada : orang tua, kakak atau adik, nenek dan kakek, tetangga, saudara sepupu, teman, atas kita di kantor, teman sejawat di kantor, dan siapa saja yang kita maui.</span></li>
</ul>
<span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana caranya memberikan oleh-oleh?</strong></span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: Verdana;">Dibungkus dengan rapi. Namun bila sudah ada ciri khas pembungkus dari daerah atau negara yang dikunjungi, maka tidak perlu membungkusnya lagi, kecuali kita menginginkan membungkusnya.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Sebaiknya oleh-oleh diantarkan dan diberikan sendiri oleh pemberinya, namun bilamana tidak mungkin, maka tentu bisa dititipkan pada orang lain dan diberi kartu atau surat singkat.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bila kita memberi oleh-oleh makanan, perhatikan tanggal kadaluwarsanya.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Yakinkan, bahwa tempelan harga yang terdapat pada oleh-oleh sudah dilepas.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Oleh-oleh berupa minyak wangi, sebaiknya kita mencari tahu dulu selera wangi yang bagaimana yang disukai oleh orang yang akan kita beri, karena minyak wangi adalah selera pribadi.</span></li>
</ul>
Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8695161949231183832.post-22810316285579724822010-05-19T05:51:00.000-07:002010-06-23T03:07:30.506-07:0021. MEMBERIKAN dan MENERIMA HADIAH atau KADO PADA BANGSA INDONESIA<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Seperti bangsa-bangsa lain, pada saat dan acara tertentu, bangsa Indonesia juga memberikan hadiah kepada siapa saja yang mereka inginkan.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hadiah atau kado bisa berupa uang, barang, puisi atau doa-doa baik. Berbeda dengan umumnya bangsa Barat, bangsa Indonesia tidak menentukan hadiah atau kado apa yang diberikan atau diminta. Mereka menerima hadiah atau kado apapun yang diberikan, dan diterima dengan rasa senang dan syukur.</span><br />
<br />
<div></div><div></div><span style="color: cyan; font-family: Verdana, sans-serif;"><strong>Kepada siapa kita memberikan hadiah atau kado?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Kado diberikan kepada siapa saja yang pemberinya mau, biasanya untuk yang sedang menikah, ulang tahun, melahirkan, lulus sekolah, wisuda, naik pangkat, berlebaran, merayakan natal / tahun baru dan hari-hari raya keagamaan , serta kesempatan indah lainnya.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana caranya memberikan hadiah atau kado ?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana;">Kado diberikan dengan dibungkus rapi dan kalau bisa dibungkus dengan khusus kertas untuk kado sesuai dengan tema nya, jadi bila dihadiahkan kepada yang menikah maka tentunya gambar kertas nya tidak bertema ulang tahun. Corak yang netral dianjurkan agar tidak salah tema.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Apakah pemberian hadiah atau kado harus disertai kartu ucapan?</strong></span><br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebaiknya diberi kartu ucapan dengan diberi nama atau kartu nama pemberinya dan jangan lupa melepas harganya.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Kartu ucapan atau kartu nama itu penting agar yang diberi kado mengetahui siapa pemberinya dan memudahkan untuk mengucapkan terima kasih.</span></li>
</ul><span style="color: cyan; font-family: Verdana;"><strong>Bagaimana seharusnya kita menerima hadiah atau kado?</strong></span><br />
<br />
<ul><li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Apapun hadiahnya, berapapun harganya, pemberi hadiah tentunya memikirkan seseorang yang diberinya, dia meluangkan waktu untuk membuat atau membeli hadiah itu. Tentunya menerima kado harus diterima dengan rasa syukur dan senang hati disertai ucapan terima kasih.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bagi bangsa Barat, adalah suatu kebiasaan untuk membuka kado di depan pemberi dan undangan lainnya.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bagi bangsa Asia Tenggara khususnya bangsa Indonesia, biasanya hadiah atau kado dibuka setelah para undangan atau tamu pulang . Hal ini juga dipengaruhi oleh sopan santun bangsa Indonesia yang menganggap hadiah atau kado adalah hal yang <strong>pribadi</strong> dan hanya untuk dinikmati oleh penerima hadiah atau kado. Selain itu, bangsa Asia Tenggara biasanya tidak ingin pemberi hadiah merasa rendah diri bilamana hadiahnya tidak semewah, sebesar atau semahal hadiah lainnya seandainya dibuka di depan umum.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana;">Bagi bangsa Barat, juga ada kebiasaan untuk menentukan kado apa yang dimintanya, sesuai dengan kebutuhannya saat itu. Hal ini belum menjadi kebiasaan bagi bangsa Indonesia, kecuali bagi mereka yang hidup di kota yang telah menyerap kebiasaan internasional.</span></li>
</ul>Herafi Zaskia http://www.blogger.com/profile/16662264471243590492noreply@blogger.com2